Arsip Blog

Kado Kopi Luwak SBY Jadi Heboh di Australia


Media di Australia masih membahas oleh-oleh Kopi Luwak dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk “mates“nya Perdana Menteri (PM) Kevin Rudd.

Seperti dilaporkan wartawan antv Uni Z Lubis dari Sydney, Australia, dua hari lalu ketika media memberitakan tukar kado antara SBY dan Kevin Rudd, seorang presenter tv dengan sedikit jahil mengomentari, “Wah, Rudd bisa membuat ‘crappuchino’ dari hadiah kopi itu.

Presenter di sebelahnya tertawa. Mereka memberitakan bahwa Kopi Luwak adalah sejenis kopi yang dihasilkan dari proses metabolisme pencernaan Luwak, sejenis Musang yang hidup di hutan, dan kini dipelihara oleh produsen kopi untuk menghasilkan biji kopi terbaik lewat proses pencernaan.

Read the rest of this entry

Pemain bola sudah melirik untuk memiliki nomor punggung 3 digit…


Secara umum dalam sejarah, dahulu para pesepakbola diwajibkan mengenakan nomor punggung mulai dari 1 sampai 22 yang dipakai urut berdasarkan dari pemain inti hingga ke pemain cadangan. Namun, seiring dengan perkembangan dan diberlakukannya aturan-aturan resmi tertulis dari delegasi sepakbola dunia, maka nomor-nomor punggung sekarang sudah dibebaskan dipilih sesuka hati oleh para pesepakbola mulai dari 1 sampai 99.

Lalu bagaimana jika ada nomor punggung yang dikenakan pesepakbola sampai melebihi angka 99 alias tiga digit? Pemandangan aneh dan sangat jarang tentunya kita jumpai di dunia persepakbolaan.

Belakangan bisa kita lihat di ajang kualifikasi Paiala Asia 2011. Adalah Dario Vidosic (nomor 101), Thomas Michael Oar (nomor 121) dan Matthew Allan Kemp (nomor 118) yang mengenakan jersey dengan nomor tiga digit angka. Para punggawa Australia ini mendapati sorotan khusus terutama di forum-forum sepakbola dan blog perihal nomor seragam yang dipakainya kala bermain di lapangan hijau. Dan salah satu dari mereka yaitu Thomas Michael Oar yang justru didapati mengenakan jersey tersebut saat menghadapi timnas Merah Putih yang pada saat itu tumbang 1-0 (03/03).

Read the rest of this entry

Ini dia alasan pelarangan film “BALIBO”


Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menegaskan bahwa Departemen Luar Negeri tidak ikut campur dalam pelarangan film Balibo. “Soal pelarangan film Balibo? Ini jelas di luar kewenangan Deplu. Saya yakin lembaga yang mengeluarkan pelarangan itu dengan berbagai pertimbangan,” ujar Menlu di Jakarta, Rabu (2/12).

Meski demikian, Marty menilai, alasan pelarangan film tersebut diputar di Indonesia harus dijelaskan. “Mungkin yang perlu kita lakukan adalah berusaha menjelaskan ke pihak internasional apa latar belakang pelarangan film ini,” ujar Marty. “Kita perlu memastikan jangan sampai keputusan ini membuat permasalahan,” tuturnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Deplu Teuku Faizasyah mengatakan bahwa pemutaran film tersebut dapat membuka kembali konflik Indonesia dan Australia. Balibo merujuk kepada kasus terbunuhnya lima wartawan asing, yaitu Greg Shackleton, Brian Peters, Malcolm Rennie, Gary Cunningham, dan Tony Steward di Balibo, di wilayah perbatasan Timor Leste (dulu Timor Timur) pada 1975.

Ketika itu, kelima wartawan asing tersebut tewas ketika meliput masuknya tentara Indonesia ke Timor Leste. Pemerintah Indonesia mengatakan, kelima wartawan asal Australia, Selandia Baru, dan Inggris tersebut tewas karena terjebak di medan peperangan. Namun, pengadilan koroner di negara bagian Australia, New South Wales, pada 2007 mengatakan, berdasarkan hasil investigasi, kelima wartawan tersebut dibunuh oleh tentara Indonesia.

Film Balibo sedianya diputar dalam Jakarta Internasional Film Festival (Jiffest) ke-11 yang akan berlangsung 4-12 Desember 2009. Namun, Lembaga Sensor Film (LSF) menilai, film tersebut tidak lolos sensor sehingga tidak bisa diputar.